Gambaran Kecil Tentang Pura Mengening
Kadek Putra Astika. S.Sos.H.MPd
Tata
Letak Pelinggih
1. Induk
prasada
Dimana di sebelah kiri dan kanan
didampingi oleh ratu ngurah Agung, hanya perbedaannya ukiran saja
a. Kanan
merupakan pelinggih bhatara Tirtha
Empul
b.Kiri
merupakan pelinggih Bhatara Gunung
Kawi
2. Gedong
Limas (Merupakan pelinggih Ida
Bhatara Gunung Agung)
3. Gedong
Catu (Merupakan pelinggih Ida Bhatara
Ulun Danu)
4. Gedong
Sineb (Merupakan pelinggih Ida Bhatara Maha Dewa)
5. Pengaruman
Agung
6. Pelinggih
saka uwu
7. Pelinggih
Bhatara siwa (tempat beristananya Dewa Siwa)
8. Balai
penganteb
9. Panggungan
10. Pelinggih
Balai Peselang
11. Penyucian
(tempat pemasakan)
12. Candi
Bentar (terdiri dari 3 buah)
13. Balai
kulkul (tempat menggantungkan kentungan kayu)
14. Balai
Gong (tempat memaruh seperangkat gamelan pada waktu piodalan)
15. 3
buah Candi Bentar Jabe Kauh ( 3 buah
Candi Bentar di bawah sebelah barat)
16. Sedan
Apit lawang
17. Pelinggih
Balai pegat
Merupakan tempat pemutus letuh atau kotoran
18. Pelinggih
Siwa Gangga (tempat beristannya Dewa Siwa Gangga)
19. Balai
panjang atau tetanom
(Merupakan
tempat maolahan atau tempat untuk memasak suatu olahan untuk keperluan yadnya)
20. A.
Balai paolahan suci (tempat memasak
olahan suci sewaktu piodalan)
B. Balai paolahan kapir (tempat
memasak olahan kapir sewaktu piodalan)
4 Status
Pura
Menurut Jero Bendesa adat Desa Pakraman Sareseda I
Wayan Candra mengatakan bahwa Status Pura mengening yaitu merupakan Dang
Kahyangan atau Pura Kahyangan jagat. Hal itu disebabkan, pura ini bukanlah sebuah
pura yang termasuk dalam daftar Sad Kahyangan, dan juga bukan termasuk Tri
Kahyangan ata Kahyangan Tiga yang terdapat dalam wilayah Desa Pakraman
Sareseda. Demikian pula pura ini bukanlah sebagai tempat persembahyangan bagi
kklan atau soroh tertentu, juga bukan pura keluarga
yang hanya di sungsung oleh sebuah keluarga. Secara formal, sehari-hari Pura
Mengening ini dikelola Oleh Jero Mangku I Wayan Keted atau yang sering di sapa
denga Jero Mangku Mengening. Akan tetapi umat yang bersembahyang ke pura ini,
datang dari segala penjuru dan dari berbagai soroh, sehingga pura ini bisa dikatakan berstatus pura umum,
seperti kebanyakan pura lainnya.
Sesuai
arti harafiahnya, Pura Kahyangan Jagat adalah pura yang universal. Seluruh umat
ciptaan Tuhan sejagat boleh bersembahyang ke sana. Pura Kahyangan Jagat
tersebar di seluruh dunia. Di Bali karena berkaitan dengan sejarah yang berusia
panjang, pura Kahyangan Jagat digolong-golongkan dengan beberapa kerangka
(konsepsi). Misalnya kerangka Rwa Bineda, kerangka Catur Loka Pala dan
sebagainya. Semoga sebanyak mungkin pura Kahyangan dapat dicatat di
babadbali.com, baik yang tercakup dalam kerangka-kerangka mau pun yang tidak. Umumnya,
yang kita sebut dengan jagat, sesuai dengan pengertian leluhur kita adalah
Bali. Padahal kini kebanyakan dari kita berpandangan jagat adalah dunia, bahkan
ada yang langsung berasumsi bahwa jagat adalah kawasan semesta, lengkap dengan
seluruh konstelasi bintang, nebula, komet sampai lubang hitam.
Keberadaan
Kahyangan Jagat Pura Mengening ini masih belum jelas. Bahkan, dalam Purana Pura
Mengening Desa Tampaksiring tidak dicantumkan dengann jelas waktu dibangun pura
tersebut. menurut Jero Bendesa Desa Pakraman sareseda IWayan Candra. keberadaan Pura Mengening ini sudah ada sejak Raja Masula-Masuli
memerintah di Pejeng. Raja Masula-Masuli ini sendiri mempunyai kisah tersendiri
hingga sampai di Pejeng. Masula-Masuli sebelaumnya bernama I Sula dan I Suli.
Keduanya ini adalah pasangan laki dan perempuan yang lahir dari troktokan nyuh
gading di kawasan Besakih. I Sula dan I Suli kemudian diajak oleh I Sangkul
Putih. Keberadaan I Sula dan I Suli ini membuat semua dewa-dewi turun kabeh
untuk menyaksikan kedua anak tersebut. Bahkan, Dewi Bhyahpara dan Dewi Danu
akhirnya meminta kepada Batara Jagatnatha agar Dukuh Sangkul Putih membawa I
Sula dan I Suli ke Pejeng. Sampai di Pejeng oleh Sinuhun dibuatkan sebuah gelar
Masula-Masuli. Nama ini diberikan berkaitan dengan kelahiran beliau yang lahir
buncing (kembar).
Pada
masa pemerintahan Raja Masula-Masuli ini sendiri Pura Mengening ini hanya
dilakukan beberapa perbaikan saja. Dengan menunjuk seorang arsitektur yang memang
mengetahui konsep pura dan bangunan dengan konsep Hindu sebagaimana dianjurkan
oleh Bhagawan Wiswa Karma. Raja Masula-Masuli menunjuk Empu Kuturan untuk
melakukan perbaikan terhadap beberapa bangunan yang ada di Pura Mengening.
Selain itu dalam pemerintahan Raja Masula-Masuli ditegaskan kembali nama yang
berstana di pelinggih Prasada Agung ini dengan sebutan Ida Batara Hyang Maha
Suci Nirmala.
Di Pura mengening Tampaksiring ada beberapa sumber
mata air atau Tirtha, mata air tersebut merupakan mata air yang berasal dari
perut bumi yang memiliki banyak khasiat dan manfaat kegunaan diantaranya :
1. Tirtha
Kamaning/Mengening
Manfaat atau kegunaannya : a. Tirtha Pamutus semua
Kaji ayu
b. Tirtha Pengenteq Mertha
c. Tirtha Penolak Mrana di sawah
d. Tirtha untuk kepintaran
2. Tirtha Keris
Manfaat atau
kegunaannya : untuk upakara dalam senjata Keris (Pasupati senjata Keris)
3. Tirtha
Keben
Manfaat atau
kegunaannya : untuk memohon keselamatan biasanya digunakan untuk melaspas kotak
tempat jualan (perdagangan)
4. Tirtha
Soka
Manfaat atau kegunaaan
: untuk kecantikan atau ketampanan yang letaknya di kepala (mahkota)
5. Tirtha
Malela
Manfaat atau
kegunaannya : untuk kecantikan atau ketampanan pada Rambut
6. Tirtha
Dedari
Manfaat atau kegunaannya: untuk ketampanan atau kecantikan
7. Tirtha
Sudhamala
Manfaat atau
kegunaannya: untuk melukat penyucian atau pembersihan diri (Pengeleburan dari segala noda)
8. Tirtha
Telaga Waja/Jambangan
Manfaat atau
kegunaannya: untuk melukat atau penyucian/pembersihan diri dari segala mala
(Dasa Mala)
9. Tirtha
Pancor Solas (sebelas pancoran)
Manfaat atau kegunaannya: untuk mebayuh atau Oton
10. Tirtha
Pangentas
Manfaat atau kegunaannya: untuk upacara Pitra Yadnya
11. Tirtha
Tunggang
Manfaat atau kegunaannya: untuk Kekuatan atau tenaga
12. Tirtha
Mertha Sari
Manfaat atau
kegunaannya: untuk upakara pisang kukung yang biasanya pada saat upacara Dewi
Sri
13. Tirtha
Gelung
Manfaat atau
kegunaannya: untuk kecantikan atau ketampanan pada mahkota
14. Tirtha
Siwa Maya Sampurna
Manfaat atau kegunaannya: untuk
melukat (penyucian diri karena baunya harum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar