Minggu, 27 April 2014




Gambaran Kecil Tentang Pura Mengening



Kadek Putra Astika. S.Sos.H.MPd




       Tata Letak Pelinggih
1.      Induk prasada
Dimana di sebelah kiri dan kanan didampingi oleh ratu ngurah Agung, hanya perbedaannya ukiran saja
a. Kanan merupakan pelinggih bhatara Tirtha Empul
b.Kiri merupakan pelinggih Bhatara Gunung Kawi
2.      Gedong Limas (Merupakan pelinggih Ida Bhatara Gunung Agung)
3.      Gedong Catu (Merupakan pelinggih Ida Bhatara Ulun Danu)
4.      Gedong Sineb  (Merupakan pelinggih Ida Bhatara Maha Dewa)
5.      Pengaruman Agung
6.      Pelinggih saka uwu
7.      Pelinggih Bhatara siwa (tempat beristananya Dewa Siwa)
8.      Balai penganteb
9.      Panggungan
10.  Pelinggih Balai Peselang
11.  Penyucian (tempat pemasakan)
12.  Candi Bentar (terdiri dari 3 buah)
13.  Balai kulkul (tempat menggantungkan kentungan kayu)
14.  Balai Gong (tempat memaruh seperangkat gamelan pada waktu piodalan)
15.  3 buah Candi Bentar Jabe Kauh ( 3 buah Candi Bentar di bawah sebelah barat)
16.  Sedan Apit lawang
17.  Pelinggih Balai pegat
Merupakan tempat pemutus letuh atau kotoran
18.  Pelinggih Siwa Gangga (tempat beristannya Dewa Siwa Gangga)
19.  Balai panjang atau tetanom
(Merupakan tempat maolahan atau tempat untuk memasak suatu olahan untuk keperluan yadnya)
20.  A. Balai paolahan suci (tempat memasak  olahan suci sewaktu piodalan)

B. Balai paolahan kapir (tempat memasak olahan kapir sewaktu piodalan)

4     Status Pura
Menurut Jero Bendesa adat Desa Pakraman Sareseda I Wayan Candra mengatakan bahwa  Status Pura mengening yaitu merupakan Dang Kahyangan atau Pura Kahyangan jagat. Hal itu disebabkan, pura ini bukanlah sebuah pura yang termasuk dalam daftar Sad Kahyangan, dan juga bukan termasuk Tri Kahyangan ata Kahyangan Tiga yang terdapat dalam wilayah Desa Pakraman Sareseda. Demikian pula pura ini bukanlah sebagai tempat persembahyangan bagi kklan atau soroh tertentu, juga bukan pura keluarga yang hanya di sungsung oleh sebuah keluarga. Secara formal, sehari-hari Pura Mengening ini dikelola Oleh Jero Mangku I Wayan Keted atau yang sering di sapa denga Jero Mangku Mengening. Akan tetapi umat yang bersembahyang ke pura ini, datang dari segala penjuru dan dari berbagai soroh, sehingga pura ini bisa dikatakan berstatus pura umum, seperti kebanyakan pura lainnya.
Sesuai arti harafiahnya, Pura Kahyangan Jagat adalah pura yang universal. Seluruh umat ciptaan Tuhan sejagat boleh bersembahyang ke sana. Pura Kahyangan Jagat tersebar di seluruh dunia. Di Bali karena berkaitan dengan sejarah yang berusia panjang, pura Kahyangan Jagat digolong-golongkan dengan beberapa kerangka (konsepsi). Misalnya kerangka Rwa Bineda, kerangka Catur Loka Pala dan sebagainya. Semoga sebanyak mungkin pura Kahyangan dapat dicatat di babadbali.com, baik yang tercakup dalam kerangka-kerangka mau pun yang tidak. Umumnya, yang kita sebut dengan jagat, sesuai dengan pengertian leluhur kita adalah Bali. Padahal kini kebanyakan dari kita berpandangan jagat adalah dunia, bahkan ada yang langsung berasumsi bahwa jagat adalah kawasan semesta, lengkap dengan seluruh konstelasi bintang, nebula, komet sampai lubang hitam.
Keberadaan Kahyangan Jagat Pura Mengening ini masih belum jelas. Bahkan, dalam Purana Pura Mengening Desa Tampaksiring tidak dicantumkan dengann jelas waktu dibangun pura tersebut. menurut Jero Bendesa Desa Pakraman sareseda IWayan Candra. keberadaan Pura Mengening ini sudah ada sejak Raja Masula-Masuli memerintah di Pejeng. Raja Masula-Masuli ini sendiri mempunyai kisah tersendiri hingga sampai di Pejeng. Masula-Masuli sebelaumnya bernama I Sula dan I Suli. Keduanya ini adalah pasangan laki dan perempuan yang lahir dari troktokan nyuh gading di kawasan Besakih. I Sula dan I Suli kemudian diajak oleh I Sangkul Putih. Keberadaan I Sula dan I Suli ini membuat semua dewa-dewi turun kabeh untuk menyaksikan kedua anak tersebut. Bahkan, Dewi Bhyahpara dan Dewi Danu akhirnya meminta kepada Batara Jagatnatha agar Dukuh Sangkul Putih membawa I Sula dan I Suli ke Pejeng. Sampai di Pejeng oleh Sinuhun dibuatkan sebuah gelar Masula-Masuli. Nama ini diberikan berkaitan dengan kelahiran beliau yang lahir buncing (kembar).    
            Pada masa pemerintahan Raja Masula-Masuli ini sendiri Pura Mengening ini hanya dilakukan beberapa perbaikan saja. Dengan menunjuk seorang arsitektur yang memang mengetahui konsep pura dan bangunan dengan konsep Hindu sebagaimana dianjurkan oleh Bhagawan Wiswa Karma. Raja Masula-Masuli menunjuk Empu Kuturan untuk melakukan perbaikan terhadap beberapa bangunan yang ada di Pura Mengening. Selain itu dalam pemerintahan Raja Masula-Masuli ditegaskan kembali nama yang berstana di pelinggih Prasada Agung ini dengan sebutan Ida Batara Hyang Maha Suci Nirmala. 
Di Pura mengening Tampaksiring ada beberapa sumber mata air atau Tirtha, mata air tersebut merupakan mata air yang berasal dari perut bumi yang memiliki banyak khasiat dan manfaat kegunaan diantaranya :
1.      Tirtha Kamaning/Mengening
Manfaat atau kegunaannya : a. Tirtha Pamutus semua Kaji ayu
b. Tirtha Pengenteq Mertha
c. Tirtha Penolak Mrana di sawah
d. Tirtha untuk kepintaran
2.  Tirtha Keris
Manfaat atau kegunaannya : untuk upakara dalam senjata Keris (Pasupati senjata Keris)
3.   Tirtha Keben
Manfaat atau kegunaannya : untuk memohon keselamatan biasanya digunakan untuk melaspas kotak tempat jualan (perdagangan)
4.   Tirtha Soka
Manfaat atau kegunaaan : untuk kecantikan atau ketampanan yang letaknya di kepala (mahkota)
5.   Tirtha Malela
Manfaat atau kegunaannya : untuk kecantikan atau ketampanan pada Rambut
6.      Tirtha Dedari
Manfaat atau kegunaannya: untuk ketampanan atau kecantikan
7.      Tirtha Sudhamala
Manfaat atau kegunaannya: untuk melukat penyucian atau pembersihan diri  (Pengeleburan dari segala noda)
8.      Tirtha Telaga Waja/Jambangan
Manfaat atau kegunaannya: untuk melukat atau penyucian/pembersihan diri dari segala mala (Dasa Mala)
9.      Tirtha Pancor Solas (sebelas pancoran)
Manfaat atau kegunaannya: untuk mebayuh atau Oton
10.  Tirtha Pangentas
Manfaat atau kegunaannya: untuk upacara Pitra Yadnya
11.  Tirtha Tunggang
Manfaat atau kegunaannya: untuk Kekuatan atau tenaga
12.  Tirtha Mertha Sari
Manfaat atau kegunaannya: untuk upakara pisang kukung yang biasanya pada saat upacara Dewi Sri
13.  Tirtha Gelung
Manfaat atau kegunaannya: untuk kecantikan atau ketampanan pada mahkota
14.  Tirtha Siwa Maya Sampurna
Manfaat atau kegunaannya: untuk melukat (penyucian diri karena baunya harum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar